Powered By Blogger

Minggu, 18 November 2012

SUATU KETIKA, KITA HARUS MEMAKAI TANGAN KITA SENDIRI


Tiap manusia yang masih bernafas, pasti memiliki masalah yang mesti mereka selesaikan. Entah itu berat ataupun ringan, karena disitulah letak keunikan dari kehidupan. Kreatif,  inovatif serta bersabar, itulah yang perlu dilakukan.
Tuhan memilihkan berbagai permasalahan untuk tiap-tiap insan amatlah berbeda sesuai dengan porsinya. Untuk permasalahannya sendiri, Tuhan memberikan jeda waktu untuk besar kecilnya masalah yang perlu kita selesaikan dengan baik, agar kita bisa naik ke level berikutnya. Layaknya sebuah permainan, ketika kita telah selesai satu permasalahan dan kita berhasil dengan baik, maka kita akan naik ke level berikutnya. Begitupun sebaliknya.
Permasalahan yang kita hadapi terkadang membuat kita melakukan pilihan dan membutuhkan orang lain untuk ikut menyelesaikannya. Namun, kita perlu ingat betul. Bahwa yang perlu kita libatkan pertama kalinya adalah keluarga kita. Karena apa? Kemungkinan orang lain diluar keluarga kita memiliki masalah yang berat pula. Dan jika kita melibatkan keluarga kita sendiri itu ada bijaknya, karena selain mempererat tali silaturahim juga mereka lebih mengerti kempuan dan ‘siapa kita’.  Jadi, jika ingin melibatkan orang lain diluar keluarga kita, jangan berharap banyak. Mereka hanya bisa menjadi pendengar dan memberikan beberapa pendapat ataupun solusi. Semuanya kembali kepada anda sang pemilik masalah, mau mengambil solusi tersebut ataukah tidak, ingin mendengarkan pendapat mereka atau membiarkannya seperti angin lalu. Itu semua ada ditangan kita.

Sekali lagi, jangan berharap banyak kepada orang lain. Keputusan ada ditangan kita dan setelahnya biarkan Tuhan yang berkehendak serta berharaplah ke Tuhan, karena itu akan lebih bijak. Kita kembalikan semuanya kepada yang membuat segalanya.

Selasa, 31 Januari 2012

PERNIKAHAN



A. Pengertian Pernikahan
Pernikahan itu merupakan upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan nnorma sosial. Upacara pernikahan  memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu pula. Pengesahan secara hukum suatu pernikahan biasanya terjadi pada saat dokumen tertulis yang mencatatkan pernikahan ditanda-tangani. Upacara pernikahan sendiri biasanya merupakan acara yang dilangsungkan untuk melakukan upacara berdasarkan adat-istiadat yang berlaku, dan kesempatan untuk merayakannya bersama teman dan keluarga. Wanita dan pria yang sedang melangsungkan pernikahan dinamakan pengantin, dan setelah upacaranya selesai kemudian mereka dinamakan suami istri dalam perkawinan.
Secara etimologi, pernikahan memiliki bentukan kata benda dari kata dasar nikah, kata itu berasal dari bahasa arab yaitu kata nikkah yang berarti perjanjian perkawinan, berikutnya kata itu berasal dari kata lain dalam bahasa arab juga yaitu kata nikah yang berarti persetubuhan.
Pernikahan dalam Islam merupakan fitrah manusia agar seorang muslim dapat memikul amanat tanggung jawabnya yang paling besar dalam dirinya terhadap orang yang paling berhak mendapat pendidikan dan pemeliharaan. Pernikahan memiliki manfaat yang paling besar terhadap kepentingan-kepentingan sosial lainnya. Kepentingan sosial itu adalah memelihara kelangsungan jenis manusia, memelihara keturunan, menjaga keselamatan masyarakat dari segala macam penyakit yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta menjaga ketenteraman jiwa. Pernikahan memiliki tujuan yang sangat mulia yaitu membentuk suatu keluarga yang bahagia, kekal abadi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini sesuai dengan rumusan yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 pasal 1 bahwa: "Perkawinan merupakan ikatan lahir dan batin antara seorang wanita dengan seorang pria sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa."
Sesuai dengan rumusan itu, pernikahan tidak cukup dengan ikatan lahir atau batin saja tetapi harus kedua-duanya. Dengan adanya ikatan lahir dan batin inilah perkawinan merupakan satu perbuatan hukum di samping perbuatan keagamaan. Sebagai perbuatan hukum karena perbuatan itu menimbulkan akibat-akibat hukum baik berupa hak atau kewajiban bagi keduanya, sedangkan sebagai akibat perbuatan keagamaan karena dalam pelaksanaannya selalu dikaitkan dengan ajaran-ajaran dari masing-masing agama dan kepercayaan yang sejak dahulu sudah memberi aturan-aturan bagaimana perkawinan itu harus dilaksanakan. Dari segi agama islam, syarat sah pernikahan penting sekali terutama untuk menentukan sejak kapan sepasang pria dan wanita itu dihalalkan melakukan hubungan seksual sehingga terbebas dari perzinaan. Zina merupakan perbuatan yang sangat kotor dan dapat merusak kehidupan manusia. Dalam agama Islam, zina adalah perbuatan dosa besar yang bukan saja menjadi urusan pribadi yang bersangkutan dengan Tuhan, tetapi termasuk pelanggaran hukum dan wajib memberi sanksi-sanksi terhadap yang melakukannya. Di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, maka hukum Islam sangat memengaruhi sikap moral dan kesadaran hukum masyarakatnya.

B.  Pernikahan Menurut Islam
Agama Islam menggunakan tradisi perkawinan yang sederhana, dengan tujuan agar seseorang tidak terjebak atau terjerumus ke dalam perzinaan. Tata cara yang sederhana itu nampaknya sejalan dengan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 pasal 2 ayat 1 yang berbunyi: "Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya." Dari pasal tersebut sepertinya memberi peluang-peluang bagi anasir-anasir hukum adat untuk mengikuti dan bahkan berpadu dengan hukum Islam dalam perkawinan. Selain itu disebabkan oleh kesadaran masyarakatnya yang menghendaki demikian. Salah satu tata cara perkawinan adat yang masih kelihatan sampai saat ini adalah perkawinan yang tidak dicatatkan pada pejabat yang berwenang atau disebut nikah siri. Perkawinan ini hanya dilaksanakan di depan penghulu atau ahli agama dengan memenuhi syariat Islam sehingga perkawinan ini tidak sampai dicatatkan di kantor yang berwenang untuk itu.

C. Syarat Dalam Pernikahan
Perkawinan sudah sah apabila telah memenuhi rukun dan syarat perkawinan. Adapun yang termasuk dalam rukun perkawinan adalah sebagai berikut:
  • Pihak-pihak yang melaksanakan akad nikah yaitu mempelai pria dan wanita.
  • Adanya akad (sighat) yaitu perkataan dari pihak wali perempuan atau wakilnya (ijab) dan diterima oleh pihak laki-laki atau wakilnya (kabul).
  • Adanya wali dari calon istri.
  • Adanya dua orang saksi.
Apabila salah satu syarat itu tidak dipenuhi maka perkawinan tersebut dianggap tidak sah, dan dianggap tidak pernah ada perkawinan. Oleh karena itu diharamkan baginya yang tidak memenuhi rukun tersebut untuk mengadakan hubungan seksual maupun segala larangan agama dalam pergaulan. Dengan demikian apabila keempat rukun itu sudah terpenuhi maka perkawinan yang dilakukan sudah dianggap sah.
Perkawinan di atas menurut hukum Islam sudah dianggap sah, apabila perkawinan tersebut dihubungkan dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 pasal 2 ayat 2 tahun 1974 tentang perkawinan itu berbunyi: "Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku." Dipertegas dalam undang-undang yang sama pada pasal 7 ayat 1 yang menyatakan bahwa perkawinan hanya diizinkan bila pihak pria mencapai usia 19 tahun dan pihak wanita telah mencapai usia 16 tahun. Jika masih belum cukup umur, pada pasal 7 ayat 2 menjelaskan bahwa perkawinan dapat disahkan dengan meminta dispensasi kepada pengadilan atau pejabat lain yang diminta oleh kedua orang tua pihak pria atau pihak wanita.
Menikah merupakan penyatuan dua orang yang berbeda jenis (pasangan) yang memilliki kelebihan dan kekurangan dan saling melengkapi bukan menyatukan pasangan yang masing masing atau salah satunya sudah sempurna (because “nobody’s perfect”) dengan kekurangan dan kelebihan yang ada, maka setiap pasangan akan merasakan arti penting dirinya masing-masing dalam sebuah keluarga. Bayangkan jika salah satu dari pasangan saja sempurna, maka tidak ada artinya lagi pasangan yang satu lagi karena merasa tidak memiliki arti lagi bagi pasangan yang sudah sempurna. Bersyukurlah Allah memberikan kekurangan dan kelebihan kepada kita semua agar setiap manusia dapat saling bekerja sama, saling memberi arti satu sama lain, dan saling memberikan ladang untuk beramal di jalan-Nya.

Minggu, 15 Januari 2012

MENJADI SANTAN, BUTUH WAKTU


         Pantai pesisir yang begitu indah di sore hari, dengan semilir angin yang membuat suasana makin membuai kita. Semestinya, begitu besar syukur kita atas apa yang diciptakan oleh Tuhan kita. Di sisi lain dari tersebut terdapat pohon kelapa yang tinggi menjulang. Buah mereka lumayan banyak dan beberapa dari mereka sudah siap panen.
            Sejurus kemudian ada sesosok laki-laki memanjat pohon kelapa yang buahnya sudah masak. Laki-laki tersebut menjatuhkan buah kelapa 5 buah, lalu membawanya pulang. Setelahnya, laki-laki tersebut membuang sabut kelapa dari buahnya. Lalu, sabut kelapa selesai berganti pada tempurung kelapa yang dikuliti menggunakan parang. Setelahnya, kelapa yang telah gundul tersebut harus mengalami proses lagi yaitu pembuangan kulit tipisnya yang berwarna coklat supaya hasil santan yang didapat berwarna putih. Kemudian barulah laki-laki tersebut membawa 5 buah kelapa tadi pada ibu-ibu yang bertugas untuk memarut kelapa-kelapa itu agar bisa diperas santannya yang kemudian dipergunakan untuk membuat kue ataupun masakan yang lain.
            Proses yang begitu panjang untuk menjadi setetes santan. Santan yang bisa lebih berharga daripada sekedar menjadi kelapa tua yang belum tentu memiliki nilai jual yang tinggi. Dari sini dapat kita ambil analoginya. Bahwasanya, untuk menjadi seseorang yang luar biasa banyak perjalanan yang dilalui. Dan perjalanan tersebut butuh proses yang panjang, penuh dengan cobaan, dan memerlukan harga yang tidak murah untuk membeli kesuksesan tersebut. Pengorbanan waktu, dikala yang lain sedang menikmati hangatnya teh disore hari, kita harus mengorbankan waktu kita untuk sekedar ‘melatih’ diri kita menjadi sesuatu yang kita ingini. Ataupun mengorbankan harta kita. Disaat yang lain bisa membelanjakan uang untuk barang fashion yang sedang trend saat itu, sedangkan kita harus menyisihkannya untuk membeli barang yang menjadi alat pencapaian dari mimpi kita. Ataupun mengorbankan waktu kita untuk memikirkan perencanaan daripada impian kita, kita memerlukan langkah-langkah yang harus kita pikirkan sejak awal. Merencanakan cita-cita kita secara realistis dan detail jika mampu. Tentunya, rencana itupun ada yang tidak sesuai dengan harapan kita nantinya. Dan yang menjadikan kita menjadi “santan” yang memiliki nilai jual lebih itu yang kita harus miliki, sikap yang mampu untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita. Banyak rintangan dan pilihan yang menjadi keputusan bijak kita sejak awal. Sehingga, kita harus cerdas untuk mempergunakan harta, waktu, pikiran, ataupun apapun yang kita miliki untuk kita gunakan dalam proses meraih impian besar kita. Bermimpilah secara bijak……

Rabu, 04 Januari 2012

'AKU HANYA INGIN BERPACARAN DAN BERSUAMI DENGAN ORANG YANG SUKA MEMBACA'


SHARING DENGAN TEMAN

Sekedar ingin menunjukkan hasil sharing saya yang agak berhubungan dengan masalah masa depan atau apalah kata anda. Mungkin, dari sebagian orang yang membaca judul diatas merasa bahwasanya orang yang memiliki pendapat seperti itu adalah orang-orang yan terlalu pemilih. Namun, disini saya akan tunjukkan bagaimana satu kalimat diatas yang menjadi judul cerita saya ini menjadi sebuah rahasia yang semestinya diketahui oleh orang-orang yang telah siap menjalani sebuah hubungan lain jenis.
      Ketika kita melihat seseorang yang dermawan, tampan, dan tajir. Pastilah kita memimpikan sosok itu menjadi pasangan kita. Ataupun seseorang yang baik hati, sopan, taat pada aturan dan agama, serta pancasila. Maka kita menginginkan orang seperti itu ada untuk kita, disamping kita,. Namun, tunggu sebentar. Kalau mereka tajir, tampan, taat pada aturan, tapi kalau ngobrol sama kita nggak nyambung dan bengong aja jadinya seperti apa ya? (bayangkan sendiri)
      Eh, ternyata ada orang lain yang kita temui dan orang itu enak diajak ngobrol ngalor-ngidul, kekiri kekanan, ke Jakarta sampai Surabaya, ternyata mengerti dan pengetahuannya luas. Ngomong-ngomong, orang tersebut dapatnya ilmu dari mana ya? Kok bisa berbicara tentang banyak hal, sumbernya dari mana ya?. Tentunya, dia bersekolah, diajarin sama ibu atau bapak guru. Selain itu, apakah hanya dari bersekolah? Tentunya dari media lain, sharing dengan teman, mendengarkan dari radio, melihat dari televisi ataupun media lain. Nah lhoh.......
      Kita akan merasa nyaman ketika kita jalan dengan orang yang seperti itu tentunya, banyak pengetahuan. Dan ketika kita selidiki lagi, tentunya  dia suka membaca. Dari membaca kita bisa tahu hal yang sebelumnya belum kita mengerti, dari membaca kita tahu tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya, dari membaca kita tahu banyak hal. Dan saya hanya akan berpacaran atau bersuami dengan orang yang suka membaca. Kita telusuri tadi dari segi kenyamanan kita sharing atau sekedar ngobrol. Dan akhirnya kita betah berlama-lama dengan orang tersebut dan benih-benih sayang akan semakin bertambah, hohoho.......
      Masalah yang lebih serius lagi adalah, ketika pacar kita telah menjadi suami kita nantinya. Ketika malam pertama, tentunya sebelum bulan madu banyak hal yang diperbincangkan sebelum melakukan hubungan intim dengan suami kita. Ketika dalam perbincangan tersebut ternyata suami atau istri kita, kita ajak ngobrol dan hanya bengong. Maka, rasa kita untuk melakukan hubungan tersebut akan menurun. Mungkin karena kita illfeel atau merasa tidak nyaman. Kan jadinya, tidak menjadi malam yang kita tunggu-tunggu selama ini. Melainkan sebuah rasa yang nantinya membuat hubungan rumah tangga kita menjadi tidak harmonis lagi. Hal inilah, yang kemudian saya dengan teman saya obrolkan. Ternyata dampak dari pengetahuan seseorang bukan hanya pada saat hari dimana dia mengalami suatu kejadian. Melainkan ada faktor yang lebih mengerikan lagi. Belum lagi nantinya jika kita memiliki anak dan suatu hari si anak bertanya tentang sutau hal yang kita menjawabnya asal-asalan, maka bisa jadi disekolah ketika dia ditanya didepan kelas dengan pertanyaan yang sama yang dilontarkan kepada suami atau istri anda dan jawabannya adalah jawaban yang anda berikan dengan asal-asalan tadi, anda bisa membayangkan sendri bagaimana keadaaanya. Bisa jadi anak kita tidak percaya lagi terhadap kita dan bukan menganggap diri kita pahlawan mereka.

So, teman... mulailah dari sekarang untuk membaca apapun. Tidak ada ruginya ketika kita mau meluangkan sedikit waktu dari hari-hari kita untuk membaca. Bisa jadi, dari sedikit membaca itu kita bisa mendapatkan pasangan yang lebh dari yang kita harapkan selama ini. Jangan malas untuk memulai membaca, meski hanya 1 paragraf.....

Rabu, 28 Desember 2011

PROSES, MENJADIKAN LEBIH BERHARGA


      Pagi tadi, saya sedang membantu ibu memasak sebuah masakan favorit keluarga kami. Ibu meracik bumbu dan saya yang menyiapkan bahan-bahannya. Proses pengadaan bahan tidak memakan waktu yang cukup lama. Namun, bahan dasarnya harus diiris sedemikian rupa sehingga sempurna dalam proses pematangannya. Sayuran yang ukurannya besar tentu harus dikupas dahulu sebelum diiris. Begitu juga cabai yang kecil juga melalui proses yang panjang untuk menjadi bumbu yang lezat, tentunya barengan dengan teman-temannya yang memiliki kekhasan tersendiri tentang rasa.
     Untuk menjadi sebuah masakan yang sempurna menurut ibu saya, saya dan keluarga saya. Tentunya bahan dasar dan bumbu-bumbu itu akan mengalami peracikan, pengrisan, pengulekan, serta pemanasan. Yang pada akhirnya nanti masakan tersebut dapat kami santab dengan enak.
     Memasak inilah yang saya maksud dengan proses disini. Bukan hanya proses satu  bahan, tetapi bahan yang lain juga. Banyak jenis bahan yang berbeda rasa, berbeda tingkat kekerasan, dan berbeda kandungan gizi. Perbedaan itulah yang disini saya analogikan sebagai diri kita, teman kita si A, dan atau saudara kita si C. kita bekerjasama dengan banyak orang dalam kehidupan kita untuk menghasilkan keharmonisan bekerja ataupun dalam kehidupan sosial yang lain. Komposisi pemotongan yang kita perlukan ketika kita berhubungan dengan satu orang tentunya berbeda perlakuan dengan orang lainnya. Proses pengupasan tentang berperilaku, bertutur kata, ataupun hal lain perlu diperhatian secara seksama untuk menuju keharmonisan. Setelah pengupasan dan ppencampuran bahan itu telah sesuai dengan komposisi, tentunya ada proses pemanasan untuk membuat bahan-bahan tersebut siap untuk disajikan. Pemanasan tersebut berupa permasalahan yang kita hadapi dalam kerjasama kita dengan orang lain yang tentunya memiliki karakter yang berbeda dengan kita. Jika dalam proses pemanasan tersebut kita berhasil melewati, maka kita akan mencapai keharmonisan dalam hubungan kita dengan orang lain. Dan tentunya hal tersebut membuat kehidupan sosial kita menjadi lebih baik, begitu juga jika hal ini kita lihat dalam kerjasama ditempat kerja kita. Harmonis dimanapun, akan membuat kehidupan kita lebih berarti dihadapan orang lain. Proses itu sangatlah penting dalam kehidupan kita.

Jadi, marilah mulai dari sekrang kita menghargai proses kehidupan kita sebagai sesuatu ang menyenangkanuntuk kemudian kita ambil hikmah yang tersirat dibaliknya.

Proses itu, sarat akan hikmah. Kuaklah....