Powered By Blogger

Selasa, 22 Maret 2011

KEPERCAYAAN BAGAIKAN TUMPUKAN PIRAMIDA KARTU


Pernahkah anda semua bermain dengan kartu remi? Jika pernah, pastinya anda tahu bahwa kartu ini memiliki 4 gambar yang masing-masing gambar berjumlah 13 kartu dan nilai yang ada didalam masing-masing gambar juga berbeda. Dan begitu juga kartu-kartu itu tidak hanya pernah kita mainkan sebagaimana kartu itu memiliki fungsi dasarnya, namun pernah juga kita menumpuknya bak sebuah piramida. Yang mulai dari bawah kita membuat pondasi yang lebar dan menuju keatas tumpukan kartu ini menjadi lebih sempit dan lebih sempit lagi.
Begitu pula dalam kehidupan kita. Baik pada saat kita bekerja ataupun dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketika kita awal bekerja ataupun bertemu dengan seseorang yang baru kita kenal. Tentulah kita membangun sebuah citra yang baik untuk menimbulkan rasa percaya kepada kita. Membangun kepercayaan tersebut sedikit demi sedikit untuk membentuk sebuah pondasi yang kuat menuju puncak kepercayaan yang kita inginkan. Semakin kuat pondasi tersebut, maka akan semakin tinggi pula tingkat kepercayaan itu. Membangun kepercayaanpun tidak semudah mengedipkan mata. Tinggal berkedip langsung percaya (kayak jinnya junaidi saja jadinya nanti, hehehe….). Namun, membangun kepercayaan tersebut berawal dari kita mengambil hati seseorang, berbuat baik, berperilaku dan berkata jujur, tidak berkhianat pada orang tersebut, menjaga amanah yang telah diberikan, dan lain sebagainya. Perlu di ingat juga bahwasanya waktu yang dibutuhkan juga tidak secepat kita mengirimkan barang lewat jasa pengiriman barang, 1 atau 2 hari saja sudah bisa. Waktu yang dibutuhkan relative, tergantung pada tingkat hati orang yang kita hadapi. Jika orang yang kita hadapi adalah tipe orang yang tidak mudah percaya dengan orang lain, maka waktunyapun akan lama dong…. Dimulai dari hal-hal kecil dan sedikit kesabaran maka kepercayaan orang lain itu akan datang kepada kita. Dan ketika sudah kita genggam janganlah sekali-kali kita bermain dengan kepercayaan tersebut. Kepercayaan itu bagaikan sebuah piramida kartu, yang mana nampak bagus ketika itu tersusun dengan rapi. Namun, ketika satu kartu saja kita ambil dibawah, maka hal ini bisa berakibat serius. Dan jika beberapa kartu lagi hilang, maka jangan salahkan kartu-kartu tersebut. Karena mereka sangat tipis, sehingga tidak mampu menyangga lagi. Begitu juga dengan kepercayaan yang telah kita bangun, ketika satu kali rasa percaya yang telah ada dari orang lain tersebut kita khianati, mungkin orang tersebut masih bisa memaafkan. Namun, jika kita mengulanginya lagi, jangan harap orang tersebut akan percaya lagi kepada anda meski anda membangun kepercayaan itu kembali. Mungkin orang tersebut akan memaafkan, tapi dia akan berusaha waspada terhadap kepercayaan yang akan dia berikan kepada anda.

Menurut saya, kepercayaan, percaya, mempercayai adalah sesuatu yang rapuh. Dan kita harus berhati-hati untuk menjaganya.

Jagalah kepercayaan yang ada, mulai sekarang .: ^_^ :.

Jumat, 11 Maret 2011

WASPADAI PEMBELI ON LINE

Di era yang semakin canggih dan modern ini, tidak heran lagi bahwa dunia hanya sebatas genggaman kita dan bisa dilipat-lipat. Melakukan hubungan dengan orang lain hanya dengan sekali pencet, melakukan transaksi dengan orang lain hanya melihat gambar dari barang yang diperjual belikan dan membaca tata cara pemesanannya, lalu tinggal ke ATM dan barang sudah bisa kita nikmati. Dan segala macam cara yang lainnya. Dan kecanggihan itu ternyata banyak dampaknya. Positif dan negatif. Namun, berhati-hatilah jika anda melakukan transaksi melalui dunia maya. Banyak dari kita yang tidak tahu dan tertipu dari transaksi dalam dunia maya tersebut. Disini, saya hanya ingin sekedar berbagi tips melakukan jual beli secara on line.
1.Pilihlah forum jual beli yang terpercaya, misalnya kaskus.com. Karena siapapun yang memiliki akun disini harus melampirkan persyaratan-persyaratan yang lumayan mengikat. Jadi tidak hanya sekedar membuat akun. Jika di Facebook maka telitilah lebih lanjut lagi seperti hal dibawah ini.
2.Telitilah orang-orang yang membeli dilapak dunia maya tersebut. Apakah banyak yang membeli, ataukah hanya sekedar teman-temannya yang ikut melakukan promosi, ataukah malah sepi sekali tidak ada yang berminat dari barang jualannya (bukan karena barangnya yang kualitasnya tidak bagus atau harganya yang terlalu mahal). Disana pastilah terlihat jika memang pelayanannya bagus dan barangnya juga sesuai dengan kebanyakan konsumen, pasti konsumen mereka menuliskan sesuatu yang “recomended”. Seperti, ungkapan terimakasih karena barang kirim tepat waktu, barang sesuai pesanan, barang kualitasnya bagus, ataupun barangnya dikirim dengan bungkus yang rapi.
3.Jika memang anda ingin tanya-tanya terlebih dahulu, jangan langsung melalui no yang tercantum pada lapak/toko on line tersebut. Tanyalah dahulu melalui komentar pada lapaknya.
4.Jika anda serius melakukan pembelian, maka barulah menghubungi no yan tercantum pada lapaknya.
5.Sebelum benar-benar deal untuk bertransaksi, periksalah terlebih dahulu barang yang akan anda beli. Baik dari gambarnya ataupun dari informasi yang diberikan oleh penjualnya. Telitilah sebelum membeli.
6.Setelah deal untuk bertransaksi, jika anda bertransaksi dengan nominal lebih dari 2 juta rupiah. Maka, lakukanlah kesepakatan antara anda dan penjual sebelum anda mentransfer uang.
Jika si penjual meminta 100% pelunasan harga barang, tinggalkanlah transaksi tersebut. Namun, jika penjual memaksa anda, mintalah bukti agar anda bisa yakin bahwa penjual tersebut benar-benar melakukan transaksi yang baik. Misalnya, minta alamat jelas dan lengkap dari lapak tersebut. Atau minta nomor KTP dari si penjual.
Jika si penjual hanya meminta anda mengirimkan 50% dari harga barang, maka lanjutkanlah transakasi tersebut.
7.Setelah mentransfer uang yang telah disepakati seperti diatas dan terpercaya, sgeralah minta nomor resi pengiriman barang anda supaya anda bisa langsung mengecheck keberadaan barang anda.
8.Setelah barang sampai, periksalah barang tersebut. Apakah sesuai dengan pesanan anda atau tidak. Jika tidak sesuai, kirim barang kembali ke alamat lapak tersebut dan jangan lakukan pelunasan barang terlebih dahulu.
9.Setelah barang anda retur dan terkirim kembali ke anda, periksalah kembali. Jika barang sesuai dengan pesanan, lakukan pelunasan barang tersebut.
10.Berlakulah jujur dalam bertransaksi. Tips ini berlaku bagi mereka yang benar-benar ingin bertransaksi secara baik. Jika si pembeli tidak jujur, maka jangan mengikuti tips di atas.


Semoga, dari tips diatas dapat memberikan pengetahuan bagi anda yang ingin membeli barang secara online. Terimakasih, semoga memberi manfaat.

Selasa, 01 Maret 2011

SAKIT HATI ITU DISEBELAH MANA?

Dua hari yang lalu saya berkunjung kekontrakan teman saya, sore hari. Bisa dikatakan tempatnya sangat nyaman, karena letaknya didaerah dataran yang lumayan tinggi. Saya disana hingga malam hari. Pada saat menjelang petang, salah satu teman saya yang biasa mengajak saya untuk menemani dia makan malam (selain selera yang sama, kami memiliki kebiasaan yang sama pula, yaitu tidak biasa makan sendirian). Sehabis adzan maghrib, teman saya itu datang kekontrakan. Teman saya ini akhirnya mengajak saya untuk mencoba makanan baru, krengsengan ayam.
Singkat cerita, kami sampai dimana kami memesan krengsengan ayam dan membayarnya, kemudian pulang. Setibanya dikontrakan, kami melahab habis makanan tersebut bersama teman-teman kami yang lain. Setelah makan habis dan pembersihan selesai. Saya mengobrol sebentar dengan teman saya yang mengajak makan malam tadi. Pada saat itu dia membaca sebuah buku yang berjudul SEFT (singkatannya lupa, hahahaha......). Dia awalnya menunjukkan kepada saya letak titik aliran syaraf yang berhubungan dengan perut atau pencernaan. Saya ditunjukkan hal itu karena tidak lebih karena saya memiliki penyakit pencernaan. Setelah ngobrol lumayan panjang dan serius, saya ditanya olehnya. Dimanakah letak hati? Saya menunjukkan perut sebelah atas. Lalu dia bertanya kembali, dimanakah letak liver? Saya berfikir bahwa liver itu adalah hati (bahasa inggrisnya maksudnya). Lalu saya menunjukkan tempat yang sama. Lalu dimanakah ketak jantung? Saya menunjukkan di dada, dekat dengan paru-paru. Lalu dia bertanya lagi kepada saya, dimanakah letaknya hati? Saya tunjukkan letak yang sama seperti diawal tadi. Lalu dia bertanya lagi, jika kita sakit hati, dimanakh letak sakitnya? Saya menunjukkan dikepala. Dia tertawa terbahak-bahak. Lalu yang diobati apanya dong? Saya jawab kepalanya. Dan kemudian dia menganggukkan kepalanya lalu membaca bukunya kembali.
Dari cerita diatas, saya ingin menunjukkan bahwasanya ketika kita sakit hati, kebanyakan orang memegang dada mereka yang terasa sesak. Hal ini menunujukkan bahwa mereka memikirkan apa yang mereka rasa. Didada kita, ada jantung yang mana memompa darah kita, ketika denyut jantung tidak stabil karena rasa gelisah. Rasa gelisah itulah yang kemudian membuat dada kita agak mengalami tekanan yang kemudian orang diasumsikan bahwasanya sakit hati ada didada. Karena rasa itu tadi. Kalau dilihat dari bahasa arab memang hati (kalbu) ada disekitar daerah jantung. Namun saya tidak melihatnya dari segi tersebut. Saya ingin menunjukkan bahwa segala rasa yang kita terima dalam tubuh kita berasal dari pikiran kira. Otak kita metransfer apa yang kita pikirkan keseluruh tubuh kita yang akhirnya menyebabkan laku yang kita timbulkan. Sehingga, apa yang harus kita lakukan untuk menyembuhkan hati kita adalah membenahi pikiran kita. Membenahi pandangan kita terhadap suatu permasalah. Melihatnya dari sisi yang lain yang membuat kita melihat hal yang lebih positif untuk kita ambil hikmahnya.
Jadi, apa yang nantinya kita lakukan ketika kita sakit hati adalah mengobatinya pada kepala kita. Bukan pada dada kita.

Semoga kita bisa mengobati kepala kita....