Powered By Blogger

Selasa, 01 Maret 2011

SAKIT HATI ITU DISEBELAH MANA?

Dua hari yang lalu saya berkunjung kekontrakan teman saya, sore hari. Bisa dikatakan tempatnya sangat nyaman, karena letaknya didaerah dataran yang lumayan tinggi. Saya disana hingga malam hari. Pada saat menjelang petang, salah satu teman saya yang biasa mengajak saya untuk menemani dia makan malam (selain selera yang sama, kami memiliki kebiasaan yang sama pula, yaitu tidak biasa makan sendirian). Sehabis adzan maghrib, teman saya itu datang kekontrakan. Teman saya ini akhirnya mengajak saya untuk mencoba makanan baru, krengsengan ayam.
Singkat cerita, kami sampai dimana kami memesan krengsengan ayam dan membayarnya, kemudian pulang. Setibanya dikontrakan, kami melahab habis makanan tersebut bersama teman-teman kami yang lain. Setelah makan habis dan pembersihan selesai. Saya mengobrol sebentar dengan teman saya yang mengajak makan malam tadi. Pada saat itu dia membaca sebuah buku yang berjudul SEFT (singkatannya lupa, hahahaha......). Dia awalnya menunjukkan kepada saya letak titik aliran syaraf yang berhubungan dengan perut atau pencernaan. Saya ditunjukkan hal itu karena tidak lebih karena saya memiliki penyakit pencernaan. Setelah ngobrol lumayan panjang dan serius, saya ditanya olehnya. Dimanakah letak hati? Saya menunjukkan perut sebelah atas. Lalu dia bertanya kembali, dimanakah letak liver? Saya berfikir bahwa liver itu adalah hati (bahasa inggrisnya maksudnya). Lalu saya menunjukkan tempat yang sama. Lalu dimanakah ketak jantung? Saya menunjukkan di dada, dekat dengan paru-paru. Lalu dia bertanya lagi kepada saya, dimanakah letaknya hati? Saya tunjukkan letak yang sama seperti diawal tadi. Lalu dia bertanya lagi, jika kita sakit hati, dimanakh letak sakitnya? Saya menunjukkan dikepala. Dia tertawa terbahak-bahak. Lalu yang diobati apanya dong? Saya jawab kepalanya. Dan kemudian dia menganggukkan kepalanya lalu membaca bukunya kembali.
Dari cerita diatas, saya ingin menunjukkan bahwasanya ketika kita sakit hati, kebanyakan orang memegang dada mereka yang terasa sesak. Hal ini menunujukkan bahwa mereka memikirkan apa yang mereka rasa. Didada kita, ada jantung yang mana memompa darah kita, ketika denyut jantung tidak stabil karena rasa gelisah. Rasa gelisah itulah yang kemudian membuat dada kita agak mengalami tekanan yang kemudian orang diasumsikan bahwasanya sakit hati ada didada. Karena rasa itu tadi. Kalau dilihat dari bahasa arab memang hati (kalbu) ada disekitar daerah jantung. Namun saya tidak melihatnya dari segi tersebut. Saya ingin menunjukkan bahwa segala rasa yang kita terima dalam tubuh kita berasal dari pikiran kira. Otak kita metransfer apa yang kita pikirkan keseluruh tubuh kita yang akhirnya menyebabkan laku yang kita timbulkan. Sehingga, apa yang harus kita lakukan untuk menyembuhkan hati kita adalah membenahi pikiran kita. Membenahi pandangan kita terhadap suatu permasalah. Melihatnya dari sisi yang lain yang membuat kita melihat hal yang lebih positif untuk kita ambil hikmahnya.
Jadi, apa yang nantinya kita lakukan ketika kita sakit hati adalah mengobatinya pada kepala kita. Bukan pada dada kita.

Semoga kita bisa mengobati kepala kita....

Tidak ada komentar: