Pantai pesisir
yang begitu indah di sore hari, dengan semilir angin yang membuat suasana makin
membuai kita. Semestinya, begitu besar syukur kita atas apa yang diciptakan
oleh Tuhan kita. Di sisi lain dari tersebut terdapat pohon kelapa yang tinggi
menjulang. Buah mereka lumayan banyak dan beberapa dari mereka sudah siap
panen.
Sejurus kemudian ada sesosok
laki-laki memanjat pohon kelapa yang buahnya sudah masak. Laki-laki tersebut
menjatuhkan buah kelapa 5 buah, lalu membawanya pulang. Setelahnya, laki-laki
tersebut membuang sabut kelapa dari buahnya. Lalu, sabut kelapa selesai
berganti pada tempurung kelapa yang dikuliti menggunakan parang. Setelahnya,
kelapa yang telah gundul tersebut harus mengalami proses lagi yaitu pembuangan
kulit tipisnya yang berwarna coklat supaya hasil santan yang didapat berwarna
putih. Kemudian barulah laki-laki tersebut membawa 5 buah kelapa tadi pada
ibu-ibu yang bertugas untuk memarut kelapa-kelapa itu agar bisa diperas
santannya yang kemudian dipergunakan untuk membuat kue ataupun masakan yang
lain.
Proses yang begitu panjang untuk
menjadi setetes santan. Santan yang bisa lebih berharga daripada sekedar
menjadi kelapa tua yang belum tentu memiliki nilai jual yang tinggi. Dari sini
dapat kita ambil analoginya. Bahwasanya, untuk menjadi seseorang yang luar
biasa banyak perjalanan yang dilalui. Dan perjalanan tersebut butuh proses yang
panjang, penuh dengan cobaan, dan memerlukan harga yang tidak murah untuk
membeli kesuksesan tersebut. Pengorbanan waktu, dikala yang lain sedang
menikmati hangatnya teh disore hari, kita harus mengorbankan waktu kita untuk
sekedar ‘melatih’ diri kita menjadi sesuatu yang kita ingini. Ataupun
mengorbankan harta kita. Disaat yang lain bisa membelanjakan uang untuk barang
fashion yang sedang trend saat itu, sedangkan kita harus menyisihkannya untuk
membeli barang yang menjadi alat pencapaian dari mimpi kita. Ataupun
mengorbankan waktu kita untuk memikirkan perencanaan daripada impian kita, kita
memerlukan langkah-langkah yang harus kita pikirkan sejak awal. Merencanakan
cita-cita kita secara realistis dan detail jika mampu. Tentunya, rencana itupun
ada yang tidak sesuai dengan harapan kita nantinya. Dan yang menjadikan kita
menjadi “santan” yang memiliki nilai jual lebih itu yang kita harus miliki,
sikap yang mampu untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita. Banyak rintangan dan
pilihan yang menjadi keputusan bijak kita sejak awal. Sehingga, kita harus
cerdas untuk mempergunakan harta, waktu, pikiran, ataupun apapun yang kita
miliki untuk kita gunakan dalam proses meraih impian besar kita. Bermimpilah
secara bijak……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar