Powered By Blogger

Minggu, 15 Januari 2012

MENJADI SANTAN, BUTUH WAKTU


         Pantai pesisir yang begitu indah di sore hari, dengan semilir angin yang membuat suasana makin membuai kita. Semestinya, begitu besar syukur kita atas apa yang diciptakan oleh Tuhan kita. Di sisi lain dari tersebut terdapat pohon kelapa yang tinggi menjulang. Buah mereka lumayan banyak dan beberapa dari mereka sudah siap panen.
            Sejurus kemudian ada sesosok laki-laki memanjat pohon kelapa yang buahnya sudah masak. Laki-laki tersebut menjatuhkan buah kelapa 5 buah, lalu membawanya pulang. Setelahnya, laki-laki tersebut membuang sabut kelapa dari buahnya. Lalu, sabut kelapa selesai berganti pada tempurung kelapa yang dikuliti menggunakan parang. Setelahnya, kelapa yang telah gundul tersebut harus mengalami proses lagi yaitu pembuangan kulit tipisnya yang berwarna coklat supaya hasil santan yang didapat berwarna putih. Kemudian barulah laki-laki tersebut membawa 5 buah kelapa tadi pada ibu-ibu yang bertugas untuk memarut kelapa-kelapa itu agar bisa diperas santannya yang kemudian dipergunakan untuk membuat kue ataupun masakan yang lain.
            Proses yang begitu panjang untuk menjadi setetes santan. Santan yang bisa lebih berharga daripada sekedar menjadi kelapa tua yang belum tentu memiliki nilai jual yang tinggi. Dari sini dapat kita ambil analoginya. Bahwasanya, untuk menjadi seseorang yang luar biasa banyak perjalanan yang dilalui. Dan perjalanan tersebut butuh proses yang panjang, penuh dengan cobaan, dan memerlukan harga yang tidak murah untuk membeli kesuksesan tersebut. Pengorbanan waktu, dikala yang lain sedang menikmati hangatnya teh disore hari, kita harus mengorbankan waktu kita untuk sekedar ‘melatih’ diri kita menjadi sesuatu yang kita ingini. Ataupun mengorbankan harta kita. Disaat yang lain bisa membelanjakan uang untuk barang fashion yang sedang trend saat itu, sedangkan kita harus menyisihkannya untuk membeli barang yang menjadi alat pencapaian dari mimpi kita. Ataupun mengorbankan waktu kita untuk memikirkan perencanaan daripada impian kita, kita memerlukan langkah-langkah yang harus kita pikirkan sejak awal. Merencanakan cita-cita kita secara realistis dan detail jika mampu. Tentunya, rencana itupun ada yang tidak sesuai dengan harapan kita nantinya. Dan yang menjadikan kita menjadi “santan” yang memiliki nilai jual lebih itu yang kita harus miliki, sikap yang mampu untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita. Banyak rintangan dan pilihan yang menjadi keputusan bijak kita sejak awal. Sehingga, kita harus cerdas untuk mempergunakan harta, waktu, pikiran, ataupun apapun yang kita miliki untuk kita gunakan dalam proses meraih impian besar kita. Bermimpilah secara bijak……

Tidak ada komentar: